TEMPO.CO, Jakarta -Kulit sensitif merupakan masalah yang umum. Istilah ini mengacu pada kulit yang lebih rentan terhadap peradangan.
Melansir laman Verywell Health, kulit sensitif memiliki tanda-tanda objektif dan tanda-tanda subjektif. Tanda-tanda objektif adalah perubahan fisik yang dapat diamati, seperti kemerahan, bengkak atau luka.
Sementara tanda-tanda subjektif adalah perasaan yang ditimbulkan oleh kulit sensitif, seperti gatal, sensasi terbakar dan nyeri.
Beberapa kondisi yang mungkin menjadi penyebab kulit sensitif antara lain dermatitis kontak, alergi, rosacea, jerawat dan kulit kering. Selain itu, kulit sensitif juga bisa disebabkan oleh usia, perubahan cuaca, konsumsi obat-obatan tertentu, perubahan hormonal, merokok, polusi dan kandungan dalam kosmetik.
Sebagian besar kasus kulit sensitif bisa diobati dengan mudah. Namun, beberapa kasus mungkin menjadi pertanda kondisi yang lebih serius, seperti kanker kulit, limfoma hodkin, penyakit ginjal, penjakit hati, herpes zoster, sklerosis hingga HIV.
Ada berbagai cara untuk merawat kulit sensitif. Biasanya, langkah pertama adalah mengoleskan krim atau lotion yang dapat melembabkan kulit. Sebuah studi tahun 2016 menyatakan bahwa lotion dengan kandungan oatmeal koloid dapat memberikan perbaikan klinis pada kulit yang kering dan teriritasi.
Hindari mandi dengan air panas karena air panas justru semakin mengiritasi kulit sensitif. Selain itu, oleskan tabir surya setiap menghabiskan waktu di luar ruangan dan gunakan pakaian yang longgar untuk menghindari gesekan kain pada kulit.
Jika perawatan rumahan tidak bisa membantu mengatasi kulit sensitif, sebaiknya kunjungi dokter kulit untuk mencari tahu penyebabnya. Dokter mungkin menyarankan untuk memakai salep, menghentikan penggunaan kosmetik selama beberapa saat atau mengonsumsi probiotik.
Tag: Kulit sensitif, kulit terbakar, Penyakit Ginjal, Penyakit Jantung